Sabtu, 28 September 2013

Sebatang Rokok

Sebatang rokok ditiap malam menemani
Sembari menunggu pagi, tarian mentari

Sebaris tembakau membakar rindu
Dalam lebatnya hati risau
Abu semakin menumpuk
Asbak penuh abu luka

Rokok tinggal sebatang dipenghujung malam
Setengahnya terbakar tinggal separuh
Kian lama pagi tak kunjung datang memenuhi janji
Akupun bertemankan malam dengan rokok ditangan

Rokok ditangan, ku nyalakan api
Pengobat gigil sepi kala sendiri menunggu pagi
Mulut semakin keriput
Ngudut asap air mata
Ditemani maut membuntut

Nikotin tlah mengalir dalam darah
Menjadi candu bak madu
Pemanis kepahitan asap-asap rindu

Rokokku tinggal sebatang
Sedang abu kerinduan tertampung
Dalam asbak kepedihan
Jangan kau buang
Karena diantara mereka sketsa rinduku berada
Terlahir dari jemari keriput penuh dosa

Rokokku tinggal sebatang
Kubakar dan kuhisap tiap asap
Menjelma mereka menjadi kata-kata
Mengisyaratkan hati yang luka
Menjelma,
Datang dengan cinta,
Pergi dan hilang
Memecah asa

Rokokku penghitung rinduku padamu
Ditiap batang ada dirimu
Memuaskanku perlahan hingga datang ajalku
Dengan angin sebagai alat bantu

Ah….malam semakin gelap dan pekat
Rinduku semakin angkuh
Tupukan abu petanda duka
Menggunung menjadi pasir mengotori rumah
Mengubur rindu

Kembali harus aku menghisap batang demi batang
Memunculkan imaji kenangan
Bersama terror candu nikotin
Menanti di antrean loket kematian
Hingga pagi datang bersama sinar surya